Minggu, 12 Juli 2009

Bisnis Snack dan Kue, dari Dapur Rumah

. Minggu, 12 Juli 2009
0 komentar

Bagi Anda yang ingin memulai usaha atau ibu-ibu yang berkeinginan membantu suami menambah penghasilan, mengembangkan usaha dari rumah sendiri bisa jadi pilihan yang paling tepat. Di jaman krisis ekonomi ketika banyak terjadi PHK dan pendapatan keluarga yang semakin menurun, alternatif membuka usaha merupakan jalan keluar yang paling pas.
Usaha rumahan merupakan usaha yang dilakukan di rumah sendiri. Skala usaha kecil atau mikro yang tentu saja biasanya dikelola perorangan atau keluarga. Usaha kecil rumah menjadi solusi tepat bagi beberapa orang. Usaha ini sangat banyak sekali macamnya. Yang paling mudah dilakukan adalah membuka usaha rumahan snack dan kue dari dapur.

Dengan modal yang sangat terjangkau usaha ini bisa dimulai. Bahkan dengan modal dengkul pun menjual snack dan kue bisa dilakukan. Dengan uang seratus ribu rupiah misalnya Anda bisa membuat cilot dan menjualnya di depan sekolah. Dengan modal terbatas Anda menjual burger orang lain untuk dijajakan di rumah misalnya. Begitu laku Anda membayarnya. Begitu kecil modal yang dibutuhkan. Modal kecil karena usaha dari rumah biasanya dilakukan secara bertahap dari kecil lalu bertahap ke skala besar.

Usaha ini relatif tidak membutuhkan mesin atau peralatan canggih. Dengan peralatan dapur yang dimiliki sudah bisa menjual makanan ini. Jadi dana investasi bisa ditekan, bahkan Anda tidak perlu melakukan investasi terlebih dahulu. Cukup dengan wajan penggorengan, kompor serta panci yang dimiliki di dapur, Anda sudah bisa menjadi pengusaha rempeyek, kerupuk kemasan atau kacang telur.

Usaha snack dan kue sangat mudah dan praktis untuk dilakukan. Anda tidak perlu memiliki keahlian khusus untuk membuka usaha ini. Memasak sangat mudah dilakukan oleh siapapun bahkan bukan ahli masakpun usaha kue dan snack bisa dikembangkan. Jika ingin ahli, tersedia aneka buku resep dan kursus masak yang mengajarkan cara tepat membuat snack dan kue.

Pangsa pasar snack dan kue termasuk besar. Orang Indonesia memiliki kebiasaan ngemil yang dilakukan untuk disaat senggang, santai atau menunggu waktu makan. Minum teh atau pesta pasti menyuguhkan kue dan snack sebagai pengisi makanan. Kehadiran snack dan kue dalam banyak kesempatan merupakan potensi pasar yang luar biasa. Orang tetap butuh klappertart untuk arisan, butuh pisang goreng untuk teman minum teh sore hari, makan keripik singkong saat menunggu bis, anak-anak sekolah mengisi perut dengan aneka snack saat istirahat. Begitu besar pasar snack dan kue karena makanan ini banyak dikonsumsi dalam berbagai kesempatan.

Usaha snack dan kue dari dapur merupakan salah satu usaha yang sangat kecil resikonya. Bahkan boleh dikatakan jika snack dan kue tidak laku bisa dimakan sendiri. Resiko terbesar pada kue basah atau segar yang mudah basi. Sedang untuk snack dan kue kering yang awet bisa bertahan beberapa bulan sehingga masih relatif aman untuk dijual hari berikutnya.

Usaha snack dan kue dari rumahan tidak bisa dianggap remeh karena skala usahanya kecil. Meski demikian, keuntungan snack dan kue rumahan termasuk besar. Beberapa jenis kue khusus yang enak dan mahal bisa mendapatkan keuntungan besar 45%. Untuk kue dan snack dengan persaingan ketat keuntungan berkisar antara 20-25%. Kue dan snack semakin tinggi untungnya jika dikemas menarik dan cantik.
sumber: http://usahakecil.info

Selanjutnya... »»

Jumat, 10 Juli 2009

Aspeki tawarkan 81 paten Ada 3 mekanisme yang bisa dimanfaatkan pelaku usaha

. Jumat, 10 Juli 2009
0 komentar

JAKARTA: Asosiasi Pengelola Kekayaan Intelektual (Aspeki) optimistis upaya penjajakan penawaran atas 81 paten milik anggotanya akan menuai respons positif dari kalangan pengusaha.

Aspeki merupakan asosiasi pengelola HKI yang beranggotakan 121 sentra dan klinik hak atas kekayaan intelektual (HaKI) Penelitian dan Pengembangan di perguruan tinggi dan Dinas Perindustrian.

“Saya optimistis terhadap 81 paten yang saat ini kami lakukan penjajakan kepada kalangan pengusaha, karena ini merupakan paten unggulan yang sudah kami saring dari sekitar 300-an paten,” ujar Ketua Aspeki Sudarmanto kepada Bisnis, kemarin.

Sebanyak 81 paten yang tengah dilakukan penjajakan penawaran itu antara lain paten di bidang kimia, farmasi, mekanik, dan elektronik, yang statusnya sudah dijamin (granted), yakni sudah memiliki sertifikat dan siap dikomersialkan.

Paten tersebut merupakan hasil identifikasi Aspeki dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia, seperti UNS, Undip, ITB, UGM, IPB, dan LIPI yang memiliki nilai komersialisasi.

Sudarmanto mengemukakan ada tiga pilihan mekanisme penawaran 81 paten itu kepada pengusaha, yakni mekanisme jual putus, mekanisme pemberian lisensi, dan mekanisme produksi sendiri.

“Sejauh ini, berdasarkan pertemuan yang dilakukan beberapa kali antara Aspeki dan kalangan pengusaha, mereka tergolong merespons positif paten-paten ini yang memang merupakan paten unggulan,” tuturnya.

Menurut dia, paten yang sudah terdaftar tetapi belum juga diaplikasikan ke dalam industri atau digunakan secara komersial, akan membebani pemilik paten. Pasalnya, pemilik paten harus membayar iuran tahunan yang nilainya bervariasi.

Pada tahun pertama besarnya iuran bisa mencapai Rp750.000 dan meningkat lagi pada tahun kedua menjadi Rp1 juta. Sementara itu, tahun ketiga sebesar Rp1,25 juta dan seterusnya.

Selama ini ada dua kategori paten yang ditawarkan Aspeki kepada pelaku usaha, yakni paten yang sudah jadi dan paten yang belum jadi tetapi mempunyai potensi tarikan pasar. Paten yang sudah jadi ini merupakan paten yang sudah siap tetapi tidak mempunyai tarikan pasar, sehingga tergolong lama menarik para promotor.

Pikat promotor

Sementara itu, paten yang belum jadi tetapi mempunyai tarikan pasar, tergolong lebih cepat menarik promotor, di mana salah satu contoh paten ini adalah pupuk granular.

Lebih jauh Sudarmanto mengatakan selama ini ada yang disebut dengan on information patent dan off information patent. On information patent merupakan paten yang masih terdaftar dan masa perlindungannya belum habis.

Untuk paten jenis ini, para inventor membuat penemuan yang hampir sama dengan paten yang masih terdaftar. Akan tetapi, invensi itu tidak boleh sama persis dan harus ada unsur-unsur kebaruannya.

Sementara, off information patent merupakan paten yang sudah habis masa perlindungannya tetapi masih ada permintaan pasar yang cukup besar. Contohnya, paten di bidang kimia, mekanik, farmasi, dan biologi.

Sebelumnya, Aspeki juga pernah menawarkan paten milik anggotanya kepada kalangan pengusaha. Pada waktu itu, Aspeki berhasil mempertemukan kalangan inventor dengan pengusaha dalam satu forum.

Sebenarnya, banyak paten milik anggota Aspeki sudah terdaftar. Akan tetapi, belum diaplikasikan ke dalam industri. Beberapa faktor yang menyebabkan hal itu antara lain inventor tidak mengetahui bagaimana cara memasarkan hasil temuannya karena mereka hanya melakukan penelitian. (elvani@bisnis.co.id)

Oleh Elvani Harifaningsih
Bisnis Indonesia

Selanjutnya... »»

Stimulus belum mampu pacu kinerja industri

.
0 komentar

JAKARTA: Kalangan pengusaha menilai paket stimulus fiskal yang dikucurkan pemerintah untuk mengatasi dampak negatif krisis resesi global dinilai belum berpengaruh signifikan terhadap peningkatan kinerja industri.

Paket stimulus tersebut dikhawatirkan kehilangan momentum sehingga tidak dapat secara optimal mendorong kinerja industri nasional.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofjan Wanandi mengatakan paket stimulus fiskal tersebut seharusnya diberikan untuk membantu modal kerja perusahaan agar daya tahan industri tetap terjaga. “Namun, saya kira terobosan dan dampaknya belum terasa,” ujarnya kemarin.

Sofjan mencontohkan pertumbuhan industri manufaktur masih terus stagnan di angka 1,99% pada semester I/2009 dibandingkan dengan periode yang sama 2009 yang mencapai 5,5%.

Pertumbuhan ekonomi kuartal I/2009 yang mencapai 4,4%, katanya, lebih banyak didorong oleh konsumsi masyarakat menjelang pemilihan legislatif dan presiden.

Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia M.S. Hidayat menambahkan pencairan paket stimulus terkendala oleh kelambanan dalam sistem birokrasi. Penyerapan paket stimulus fiskal infrastruktur, katanya, baru tercapai 2% dari total anggaran.

Momentum

Hidayat mengakui paket stimulus fiskal bisa kehilangan momentum dalam memulihkan perekonomian jika tingkat penyerapannya lamban. “Padahal, stimulus itu dimaksudkan menjadi faktor penting untuk menyelamatkan ekonomi domestik,” katanya.

Untuk mengantisipasi risiko negatif perlambatan ekonomi, pemerintah mengalokasikan paket stimulus fiskal 2009 senilai Rp73,3 triliun. Jika diperinci, stimulus perpajakan dan kepabeanan sebesar Rp56,3 triliun, dan belanja langsung berupa belanja subsidi dan energi Rp4,8 triliun dan belanja infrastruktur Rp12,2 triliun.

Khusus di sektor manufaktur, realisasi penyerapan insentif berupa Bea Masuk Ditanggung Pemerintah (BM-DTP) hingga akhir Juni hanya mencapai Rp304,170 miliar. Angka ini setara dengan 22,76% dari total alokasi anggaran fasilitas BM-DTP sektor industri 2009 senilai Rp1,336 triliun.

Oleh Yusuf Waluyo Jati
Bisnis Indonesia

Selanjutnya... »»

ENTREPRENEURSHIP Entrepreneur menciptakan uang tanpa uang

.
0 komentar

Dalam buku Ciputra Quantum Leap saya menuliskan bagaimana entrepreneurship mengubah hidup saudara dan bangsa adalah gagasan segar saya untuk menjawab pertanyaan yang berurat akar dalam hidup setiap kita.

Pertanyaan yang saya maksudkan itu adalah bagaimana seorang yang miskin dari sebuah bangsa yang sedang berkembang menyelesaikan masalah pengangguran dan kemiskinan tersebut, kemudian pada saat yang sama dapat membangun masyarakat yang sejahtera dan makmur secara sistematis dalam waktu singkat.

Itulah sebabnya saya namakan lompatan kuantum karena ini merupakan strategi lompatan katak bagi dunia berkembang untuk meninggalkan status miskin dan masuk ke dunia baru yang sejahtera.

Masalah pengangguran dan kemiskinan diperlihatkan dengan jelas oleh setiap bangsa di seluruh dunia. Namun, jawaban atas pertanyaan bagaimana bangsa-bangsa mampu mengatasinya begitu sulit ditemukan.

Banyak program sudah disusun dan ditetapkan. Jutaan dolar telah diinvestasikan untuk menciptakan proyek-proyek yang bisa menghasilkan ?buah?. Namun satu hal yang kita dapati yaitu pengangguran dan kemiskinan masih bercokol pada abad ke-21 ini.

Bagi negara yang dianugerahi kekayaan berlimpah, situasinya lebih buruk. Mereka secara alami memiliki segalanya, tetapi sebagian besar rakyatnya hidup di bawah garis kemiskinan. Apa yang terjadi?

Yang hilang adalah entrepeneurship atau kewirausahaan. Ini faktor kunci. Kemampuan tingkat tinggi di bidang wirausaha oleh setiap komponen masyarakat dapat menghasilkan efek domino bagi transformasi ekonomi sosial.

Entrepeneurship menjadi kunci vital untuk membuka setiap potensi ekonomi manusia, memperkaya dan memperkuat mereka agar mampu melewati perjalanan panjang menuju kesejahteraan dan meraih kehidupan yang mampu menciptakan perbedaan bagi komunitas mereka. Ini terkesan ambisius, tetapi sebenarnya tidaklah seambisius yang dipikirkan.

Dengan memiliki jiwa kewirausahaan, kotoran, dan rongokan bisa diubah menjadi emas. Berangkat dari kemiskinan akan dapat berubah menjadi keberlimpahan, memulai tanpa modal atau nol fasilitas dan menjadi entrepreneur sukses.

Saya bersama jutaan entrepreneur lain di berbagai belahan dunia percaya bahwa itu bukan kemustahilan. Menciptakan uang tanpa uang adalah kisah nyata dari entrepreneur sejati.

Untuk mengubah penderitaan menjadi kemakmuran, perjalanan sulit harus ditempuh. Namun sudah banyak entrepreneur yang berhasil membuktikan bahwa kemiskinan dan kemelaratan bisa dipatahkan dengan menggunakan kecakapan entrepreneurship.

Kesejahteraan dan kelimpahan akan tercipta apabila kita sanggup mengubah ?kotoran? dan ?rongsokan? menjadi ?emas?. Inilah intisari kecakapan entrepeneurship yang saya maksud.

Sebaliknya tragis apabila sesuatu yang bernilai emas-seperti kekayaan alam yang berlimpah-justru berubah menjadi rongsokan akibat ketiadaan entrepeneurship.

Emas hijau berupa hutan tropis berubah jadi gurun. Emas hitam minyak bumi pun berubah menjadi sarana pembeli mesiu untuk perang.

Oleh Ciputra

Selanjutnya... »»

Sabtu, 20 Juni 2009

Menjadi Pewirausaha Dulu Baru Mendorong Orang Untuk Berwirausaha

. Sabtu, 20 Juni 2009
0 komentar

Cukup banyak motivator, tetapi tidak banyak yang dapat memahami bagaimana menyelami setiap hati orang untuk tergerak dan meraih impian menjadi orang yang sukses berbisnis. Karena sukses adalah keinginan semua orang, tetapi mengapa hanya sedikit orang saja yang bisa mendapatkannya.

Dra Christine Wuryanano, MM, adalah seorang motivator wanita, dari sedikit motivator wanita yang dimiliki Indonesia. Ia juga telah berhasil mengcreat bisnis di segala bidang, mulai dari bidang pendidikan, usaha garment, rumah herbal, serta bisnis makanan ringan (snack), dan banyak lagi bisnis lainnya. Pengalaman inilah yang menjadi bekal Christine untuk terjun ke masyarakat dan membangkitkan semangat kewirausahaan kepada semua orang di pelosok negeri ini. “Kalau saya memotivasi orang untuk sukses, maka saya juga harus sukses dan terdorong untuk selalu sukses dalam segala kehidupan,”ujarnya.

Belajar Sukses

Banyak orang ketika ditanya apa langkah-langkah yang harus dikerjakan untuk mencapai kesuksesan jadi pengusaha itu? Mereka, banyak yang menjawab untuk sukses harus belajar dari orang-orang yang telah sukses. Mustahil belajar tentang sukses berbisnis dari orang yang bisnisnya gagal. Mengapa hanya sedikit orang yang bisa mewujudkan keinginannya itu, dan sedikit yang mau belajar menjadi sukses. Ketakutanlah yang menjadi penyebabnya. Takut gagal, takut tidak berhasil, dan lain sebagainya. Menurut Christine, modal utama untuk berbisnis adalah keberanian. “Berani dulu saja modalnya, setelah itu, modal yang lain menyusul,” cetusnya.Memulai bisnis sendiri memang harus siap dengan segala risiko yang akan terjadi. Seorang pebisnis harus selalu siap menghadapi risiko, dan berani menghadapi segala hambatan yang ada.

"Keberanian" dalam hal ini punya arti luas sekali. Keberanian dalam berpikir di luar jalur pemikiran orang-orang kebanyakan. Berani memikirkan hal-hal yang tidak pernah dipikirkan oleh orang lain. Berani berpikir ke luar dari jalur berpikir logika rasional. Berani dicemooh atau diremehkan orang lain. Yah – keberanian inilah yang tidak semua orang mempunyainya,” cetusnya.

Roadshow Seminar Entrepreneursip

Menurut Christine, untuk membangun keberanian berbisnis langsung lakukan saja – just do it niscaya keraguan, kekhawatiran atau ketakutan akan lenyap. Setelah keberanian dapat digapai, sembari menjalankan bisnis, anda tinggal melengkapi saja dengan berbagai ketrampilan yang dibutuhkan. Dengan dasar itulah maka Christine Wuryanano melalui Swastika Prima Entrepreneur, memberikan pencerahan bagi semua orang terutama generasi-generasi muda saat ini agar berani dan bisa menjadi seorang pengusaha. Kegitan-kegiatan yang dilakukan oleh Swastika Prima melalui Roadshow Human Excellent Seminar Series di 7 (Tujuh) kota besar di Jawa Timur yang bersinergi dengan beberapa sponsor.

Acara Road Show yang spektakuler dan Dahsyat ini memasuki agenda yang ke 8 kalinya dan diadakan di Gedung Telkom Divire V Jawa Timur pada tanggal 18 Januari 2009 lalu yang dihadiri 1000 orang peserta, dan merupakan acara sangat spesial dan fenomenal. Di dalam acara yang di selenggarakan ini, Christine Wuryanano selalu menekankan bahwa sukses adalah hak semua orang. “Kesuksesan itu bisa diraih dengan berbagai cara, antara lain menyadari, menginginkan dan memperjuangkannya, sehingga orang lain tidak berhak untuk menilai diri kita ini sukses atau tidak tetapi karena sukses itu adalah milik semua orang,”

sumber: www.majalahwk.com

Selanjutnya... »»

Bisnis dari Nol Tips : Bagaimana Menjalankannya Dari Strategi Hingga Goal

.
2 komentar

Banyak calon pewirausaha yang kebingungan darimana mau memulai usaha. Seringkali kalau ada pertanyaan, ada dua pertanyaan paling sering ditanyakan oleh penanya, yang sebagian besar calon entrepreneur. Pertama, bagaimana memulai usaha, dan kedua, bagaimana memulai usaha dari nol dan tanpa modal.

Kedua pertanyaan tersebut prinsipnya sama. Yang pertama esensinya adalah keberanian memulai usaha yang belum muncul, namun yang kedua lebih parah. Selain belum memiliki keberanian, modalpun nggak gablek.

Apakah ini persoalan? Tentu tidak. Bahkan orang yang menanyakan hal tersebut, dan barangkali anda juga menyimpan pertanyaan serupa dalam hati, maka anggap saja ini adalah modal sesungguhnya bagi anda untuk memperoleh tiket menjadi seorang pebisnis sukses. Majalah WK mencoba menyusuri pengalaman bagaimana orang-orang hebat meretas bisnis tanpa modal sekalipun. Modal dari nol. WK sengaja tidak mengambil contoh dari tokoh-tokoh yang terlalu hebat, para konglomerat yang sudah berkibar-kibar saat ini, cukup dari beberapa nara sumber yang telah ditampilkan di WK. Tentu kisahnya riil, dan dapat diikuti langkahnya tahap demi tahap dan cara mengikutinya, serta tips-tips penting bagi anda.

Gunakan Kepiawaian Anda

Jadilah orang yang piawai. Temukan kepiawaian anda di dalam diri anda sendiri. Apakah anda seorang penulis hebat, pencerita yang menawan, pelukis handal, atau seorang organisatoris yang mumpuni. Kumpulkan kemampuan anda untuk didiskripsikan dalam sebuah proposal kecil untuk disampaikan kepada rekan, teman dekat, atau keluarga yang telah berhasil secara ekonomi.

Drg Rifka dan suaminya Drg Yudha Kurniawan Akbar adalah contoh bagaimana ia mampu mendiskripsikan ide-ide bisnisnya melalui sebuah proposal dan menyampaikannya kepada seorang sahabat. Ia membuat proposal bisnis mendirikan usaha kebab, meskipun keduanya, awalnya tidak bisa memasak kebab, namun karena memiliki talenta bisnis yang kuat, memiliki sumberdaya untuk mengelola dan meyakinkan temannya bahwa bisnis yang dijalankan akan berhasil, maka keberhasilan pulalah yang diperolehnya.

“Saya hanya bermodal proposal, meyakinkan teman bahwa bisnis yang saya ajukan sangat layak, dan benar-benar memulainya dari nol,” ujar Rifka, owner Abi’s Kebab (lihat iklannya ada dihalaman lain). Selain itu kisah serupa juga didapatkan dari Asmelda, miliarder bisnis papan data yang memulai bisnisnya dua tahun lalu dari modal hanya Rp1,250juta.

Asmelda, ketika memulai bisnis papan data, mengoptimalkan modal yang minim tersebut dengan membuat produk yang sangat unik dan inovatif. Produk papan data yang terinspirasi dari belum adanya data-data desa yang representative di kantor desa atau kelurahan. Berdasarkan model produk tersebut, ia kemudian menawarkan produknya ke kabupaten dan ia memperoleh order pertama kali senilai Rp500juta hanya dari contoh produk yang dibuatnya (baca Asemelda, Miliarder dari Papan Data).

Kisah lain, seorang pebisnis property, yang memulainya dari modal dengkul. Namanya Surato. Bagaimana menjadi pebisnis property hanya modal nol, begini ceritanya. Sebelumnya Surato sudah lama menjadi suplayer dari beberapa kontraktor perumahan. Tentu saja ia paham menghitung berapa harga tanah, nilai bangunan, serta izin-izin kredit ke perbankan. Suatu hari ia mencoba menjadi kontrakstor kecil-kecilan dengan cara membeli tanah kapling, satu hingga dua kapling. Ia mengurus surat-surat kepemilikan agar mudah jika mengajukan kredit ke perbankan. Saat kapling tanah telah terbeli, ia membuat brosur dan spanduk pemasaran rumah dikapling yang telah dibeli. Ketika ada pembeli dan setuju degan harganya, diajaknya pembeli tersebut untuk melakukan akad kredit KPR dengan perbankan yang ditunjuk.

Melalui mekanisme kredit perbankan, akhirnya Surato mendapatkan dana segar untuk membangun rumah, dan sisanya digunakan untuk membeli kapling lagi. Saat ini dalam waktu hanya 5 tahun dengan cara ini Surato mampu membangun rumah kelas menengah lebih dari 100 buah. Apakah mereka paham ilmu tentang property? Tidak juga, mereka mempraktekkan bisnis sederhana, dan belajar darinya. Saat ini banyak sekali referensi bisnis yang dapat anda copy paste untuk kemudian anda kembangkan lebih baik lagi. Kembangkan melalui metode ATM (Amati, Tiru, Modifikasi), tetapi jangan menjiplak mentah-mentah. Karena bisnis anda juga harus memiliki keunikan sendiri.

Apa yang Perlu Diperhatikan

Hal paling mendasar apa yang harus diperhatikan untuk memulai berbisnis tanpa modal? Jawabannya hanya satu. Keberanian. Keberanian untuk memulai. Keberanian untuk memulai adalah pintu masuk bagi seseorang untuk memecahkan stigma dalam dirinya sendiri bahwa anda bisa. Jika stigma bahwa anda bisa sudah bergulir, maka tunggulah perguliran-perguliran berikutnya.

Banyak pesan- pesan penting yang disampaikan oleh pebisnis hebat sebagai vitamin bagi anda untuk membangun keberanian. Sebut saja Andrie Wongso, motivator nomor satu di Indonesia ini. Ia menulis, seperti yang saya lakukan bertahun-tahun sebagai seorang wirausahawan, memulai bisnis tidak harus dengan modal uang. Namun tekad, semangat serta kemauan belajar disertai dengan pergaulan yang baik akan menjadi modal yang sangat bergharga.

Tentu anda tidak sedang mencari-cari alasan mengapa anda tidak berani bukan. Karena pilihan itu ada pada anda sendiri. Jawabanyapun anda sudah tahu. Jika masih takut memulai menjadi pewirausaha, jangan lagi bertanya bagaimana caranya memulai usaha?
sumber: www.majalahwk.com

Selanjutnya... »»

Rahasia Bob Sadino

.
0 komentar

Setiap orang memiliki rahasia. Begitu juga dengan Bob Sadino. Rahasia, tidak selalu berkonotasi jelek, karena yang ini justru rahasia baik, yang penting untuk anda ketahui, pembaca WK. Rahasia ini begitu pentingnya sehingga saya mesti hati-hati mengutarakannya, takut yang memiliki rahasia marah atau mensomasi saya. Sebelum bercerita tentang rahasia kesuksesan Bob Sadino, saya ingin bercerita tentang rahasia-rahasia lainnya yang ringan-ringan, yang pernah saya dengar. Di Kampung saya, daeah urban yang kini disesaki industri, Kawasan Selatan Gresik, Jawa Timur, ada seorang penjual bakso keliling yang setiap sore selalu ditunggu-tunggu oleh pelanggan. Ia berjualan bakso sejak saya masih remaja, dengan rasa yang biasa-biasa saja. Tetapi dalam lima tahun terakhir, saat penjual bakso mulai banyak, saya melihat perubahan yang besar. Selain rasa baksonya yang enak, rasa kuahnya juga sangat sedap, halal, harganya juga murah.
Pantas, setiap orang selalu menunggu-nunggu saat ia lewat. Namanya, Timbul. Nama ini, kini bukan sekedar nama bakso, tetapi sudah menjadi guyonan jika ada orang yang sedang berdiri di tepi jalan. Ketika ditanya, menunggu siapa? Jawaban slengekan sering dibalas dengan ucapan : menunggu Timbul. Suatu ketika, saat saya pulang kampung, saya mendatangi rumahnya, menanyakan mengapa rasa baksonya begitu enak, tekstur, kekenyalannya, juga rasanya. Semuanya dibuat alami, dari bahan halal, daging sapi beneran, bukan daging glonggongan, tanpa bahan pengawet karena selalu habis dalam sehari.

“Rahasianya apa kok baksonya enak,” tanya saya kepadanya. Karena saya wartawan, dan bukan pedagang bakso, Timbul mau menceritakan perjalanan hidupnya, dari sejak berjualan bakso pertama kali, hingga hari ini. Jika dihitung-hitung, sudah lebih dari 15 tahun ia berjualan bakso.Iapun menceritakan, bagaimana ia setiap hari mencoba membuat bakso terbaik dan rasa terenak sesuai yang diinginkan pelanggan. Setiap pulang dari berjualan, ia selalu mengoreksi kekurangannya bersama istri tercintanya. Menghitung omzet, keuntungan, meskipun jumlahnya tidak seberapa, justru merupakan kegiatan berikutnya.

Untuk mengetahui apa yang diinginkan pelanggan, caranya, ia selalu mendengar apa saja yang dikeluhkan pelanggan, mulai dari kuah yang anyep, bakso yang kurang empuk, hingga omela-omelan lain yang sering diucapkan pelanggan. Semua didengarkan. Saran, kritikan, cacian, tidak membuatnya marah, tetapi malah ‘tersenyum’ dan berkeinginan untuk terus memberikan yang terbaik kepada pelanggannya. Rasa baksonya yang enak rahasianya terletak pada campuran daging, dan bahan lain dengan adonan yang tepat. Rasa kuahnya yang sedap terletak pada perlakuan pemberian bumbu-bumbu dan kaldu yang tepat, serta pengapian saat memasak. Dan tentu saja banyak rahasia-rahasia lainnya yang tidak mungkin saya ceritakan di rubrik sebanyak satu halaman ini.

“Bolehkah resep ini saya bawa ke Jakarta?. Saya yakin resepnya bisa menjadi bakso yang banyak disukai semua orang. Kalau perlu diwaralabakan, atau dimitrakan, seperti teman-teman saya ,”lanjut saya. Yang tidak saya duga jawabannya : , “saya ingin membahagiakan tetangga-tetangga saya, orang-orang kampung saya untuk menikmati bakso terlezat yang tidak ada duanya,” ujarnya. Lho kok?. Itulah rahasia Timbul yang saya tak bisa mengoreknya.

Kembali ke Rahasia Bob Sadino. Banyak perhimpunan mahasiswa, perkumpulan pengusaha yang mengundang Bob untuk berbicara. Berbicara tentang kesuksesan dan kiat-kiatnya berbisnis. Cerita kisah hidup dan bisnisnya biasanya bermula dari ia berjualan telur ayam kampung. Saya yang berkali-kali hadir mendengar penuturan Bob, sering mendengar kalimat yang sama, namun setiap waktu penekannya berbeda. Suatu saat saya berkesempatan menjadi moderator acara diskusi bisnis yang diselenggarakan Marketing Club, Mahasiswa Magister Manajemen UGM, di Yogyakarta beberapa waktu lalu. Peserta yang hadir jumlahnya ratusan yang sangat antusias. Seorang bertanya : Apa kiat sukses Bob Sadino?

Cerita Bob bergulir kembali, mengawali usaha di zaman bahulea, zaman ketika Bob masih susah dengan berjualan telor ayam bersama istrinya ke perumahan-perumahan, menawarkan satu persatu telor tersebut kepada pelanggan yang dikenalnya di Kawasan Kemang, Jakarta Selatan. Cerita menjadi sedemikian dramatis. Mengapa begitu dramatis? Karena dipastikan tidak mungkin ada orang yang mau meniru cara Bob untuk memulai bisnis dengan berjualan telor. Tetapi justru inilah rahasia terbesarnya. Bob dan istrinya pandai berbahasa Inggris, Jerman, dan Indonesia. Ia lihay melakukan kegiatan pemasaran.

Bisa dibayangkan seseorang yang memiliki kepiawaian berjualan dengan pemahaman bahasa internasional yang mumpuni, seperti bahasa Inggris dan Jerman, akan membuat Bob berbeda dari yang lainnya. Seorang penjual telor tetapi dapat bergaul dan berkomunikasi dengan orang-orang bule! Rahasia itulah yang paling besar yang mengantarkannya menuju sukses sekarang. Bukan celana pendeknya.
sumber: www.majalahwk.com

Selanjutnya... »»